Di dalam dunia perkerisan jaman sekarang, di
kenal adanya dua jenis istilah keris yaitu keris ageman dan keris tayuhan. Banyak sekali orang yang beranggapan bahwa semua keris merupakan keris ageman yang
dapat di manfaatkan tuah nya untuk kepentingan masing-masing.
Kedua istilah tersebut berasal dari pemahaman para pemer hati keris di jaman sekarang guna membedakan sisi spirtualitas sebuah keris. Berikut merupakan penjelasan singkat dari Mbah Nasir mengenai kedua istilah di
atas.
Keris tayuhan
Keris tayuhan merupakan keris yang awal pembuatannya menitik beratkan pada keghaiban yang ada di
dalamnya agar tuah yang di hasilkan dapat di manfaatkan secara maksimal oleh pemiliknya. Dari segi bentuk, Keris tayuhan akan tampak seperti keris biasa yang tidak memiliki nilai seni di dalamnya atau menunjukkan kemewahan apapun.
Bentuk kerisnya lebih sederhana tanpa menunjukkan sisi keindahan. Bisa di katakana bahwa keris jenis ini terihat sederhana dan kurang menarik akan tetapi memiliki nilai kegaiban di dalamnya cukup tinggi
Jenis keris tayuhan lebih sering di manfaatkan untuk koleksi pribadi yang mana pemilik keris tersebut menginginkan manfaat yang ada di dalam tuhanya atau kegaibannya. Keris tayuhan memiliki pancaran energi yang lebih kuat sehingga terkesan lebih wingit atau seram. Bahkan ada pula yang menakutkan.
Meskipun keindahan keristidak menjadi factor utama dalam pembuatannya, akan tetapi keris jenis ini masih tetap indah bagi peminatnya. Bagi para kolektor keris, keris tayuhan biasanya tidak akan di pamerkan kepada siapapun. Keris tersebut akan selalu tersimpan di dalam kamar pribadi sipemilik dan hanya akan di bawa keluar ketika proses perawatannya
Keris ageman
Keris ageman merupakan jenis keris yang lebih mengedepankan sisi keindahan keris di bandingkan dengan sisi kegaiban dari keris tersebut. Keris jenis ini biasanya memiliki penampilan luar yang sangat elegan dan indah dengan berbagai aksesorisnya. Meskipun keris ageman tidak menekankan pada sisi gaibnya akan tetapi tuah di dalamnya masih di harapkan.
Kebanyakan keris ageman hanya di jadikan sebagai pajangan atau perhiasan dalam suatu upacara pelengkap adat. Meski menitik beratkan pada aspek keindahan. Tata cara pembuatan keris ageman tetap mengikuti aturan pembuatan keris pada umumnya yang mana sisi kegaibannya teta pada. Akan tetapi, sisi spiritualitas dalam pembuatannya tidaklah sama dengan keris tayuhan.
Namun, secara pribadi Mbah Nasir memiliki pandangan yang berbeda dalam penilaian sebuah keris. Beliau lebih menekankan pada aspek sejarah keris itu sendiri. Pada awalnya, keris di ciptakan hanya untuk kesaktian dan kekuasaan yang merupakan perlambang dari sebuah setatus sosial yang di miliki oleh pemiliknya.
Keris
di buat secara khusus oleh si empu dengan sengaja mengisiskan kegaiban di dalamnya sesuai dengan status pemesan keris. Seperti untuk perlindungan, kesaktian,
kekuasaan, kepangkatan, atau kerejekian. Tuah dari sisi kegaiban inilah yang menjadi karakteristik khusus yang membedakan keris dengan senjata lainnya.
Dari
pemaparan di atasdapat di simpulkan bahwa, keris merupakan sebuah pusaka yang sengaja di
buat oleh si empu dengan kegaiban di dalamnya dan kegaiban tersebut ada karena ada tujuan di dalamnya.
Dalam
proses pembuatannya, empu keris tidak pernah mengutamakan satu aspek saja, akan tetapi kedua aspek tersebut harus seimbang. Semua di
sesuaikan dengan karakteristik pemiliknya, baik itu dari segi keindahan maupun kegaibannya.
Bagi Mbah Nasir, semua keris adalah keris tayuhan yang mana di
manfaatkan sebagai ageman untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dan nilai dari kegaibannya akan sisesuaikan oleh si empu berdasarkan karakteristik dari pemiliknya. Samahalnya dengan keris Nogosro sabuk inten yang di buat berdasarkan pemintaan raja Brawijaya ke V pada masa majapahit.
Keris tersebut di sesuaikan dengan permintaan sang raja yang
ingin di buatkan sebuah keris tayuhan sebagai ageman yang mampu untuk meredam bencana dan juga wabah penyakit yang tengah melanda kerajaan. Dengan itu bisa di simpulkan bahwa nilai dari suatu keris tergantung pada kepercayaan dan pendapat masing-masing.
Untuk keris koleksi Mbah Nasir sendiri, nilai dari keris tersebut merupakan jenis keris tayuhan yang dapat di
manfaatkan sebagai ageman seperti Keris sang kelat yang mana memiliki tuah utama sebagai pengasihan, keharmoni sandan pemikat. Tuah tersebut akan bekerja sesuai dengan karakter pemiliknya dan meningkatkan energi pengasihan dari dalam dirinya sehingga aura tersebut dapat membuat orang yang ada di sekelilingnya memberikan rasa simpatik.
Mengingat asal-usul keris koleksi Mbah Nasir yang sebagian besar di dapat dari hasil penarikan ghaib menjadikan tuahnya merupakan tuah alami yang berasal dari kegaiban yang di isikan oleh sang empu pada masa lampau. Sebab itulah, energi kegaibannya berbeda di bandingkan dengan energi kegaiban keris pada zaman sekarang.